Jumat, 03 Agustus 2012

Wisata Anak Krakatau Yang Legendaris, berminat?

Pagi pagi sekali hari senin tanggal 23 Juli kami berada di kantor balai KSDA Lampung. Petugas dari balai KSDA dan Polhut akan melakukan patroli rutin di cagar alam krakatau, saya pun ikut dalam tim tersebut dengan tujuan bukan patroli tentunya, hehe. Saya akan melakukan evaluasi komunitas terumbu karang di perairan cagar alam laut krakatau sebagai skripsi saya. Tujuan pertama kami adalah dermaga canti yang berada di lampung selatan, dermaga canti merupakan tempat penyebrangan yang biasa digunakan untuk transportasi masyarakat yang akan menyebrang ke pulau sebesi dan krakatau dari Lampung. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih1 jam kami akhirnya tiba di dermaga canti.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju pulau sebesi untuk mempersiapkan bekal air tawar dan logistik selama di anak krakatau. Dermaga Tejang sebesi menjadi penginapan kami selama satu malam.  Deru azan magrib berkumandang, segera kami menyantap hidangan ala kadarnya untuk berbuka puasa. Suasana hangat dan akrab langsung menyerbak di sekitar kami malam itu. Obrolan dan canda tawa melarutkan suasana geladak kapal malam itu dan di tutup dengan suara redup radio cawang yang mengantar kami tidur.

Sahur pun tiba, kami segera bersahur dan mempersiapkan segala sesuatu untuk melanjutkan perjalanan menuju anak krakatau. Perjananan dari pulau sebesi menuju anak krakatau memakan waktu 1,5 jam kurang lebih sama dengan perjanan dari Dermaga Canti menuju pulau sebesi. Deru ombak dan pemandangan lautan luas menemani perjalanan kami hingga akhirnya kami tiba di anak krakatau.

Dari kejauhan tampak puncak anak krakatau yang gagah menjulang dengan kepulan belerang yang luar biasa indah. Ditambah dengan 3 pulau yaitu sertung, rakata dan panjang yang mengelilingi anak krakatau seolah tiga pulau tersebut menjadi penjaga dan menunduk kepada sang “induk”, ya.. Anak Krakatau.. hamparan pasir hitam yang hangat dan bersih menyambut kami. Tarikan nafas kagum menyusup kedalam rongga dada seolah tak percaya bahwa saya telah tiba di kaki Gunung vulkanik yang legendaris Anak Krakatau. Gunung yang kembali muncul ke permukaan pada tahun 1929 setelah terpangkas habis pada tahun 1883

Kami membuat tenda dan merapikan shelter yang menjadi tempat kami bermalam di anak krakatau selama 7 hari kedepan. Pondokan yang biasa dipakai oleh wisatawan lokal maupun asing menjadi pesanggrahan kami sementara sebelum dipakai oleh wisatawan yang datang. Karena biasanya wisatawan datang di hari libur seperti sabtu dan minggu.

Hari pertama kami di krakatau langsung kami isi dengan pengambilan data terumbu karang di pulau rakata tepatnya di legoan cabe yang merupakan titik pertama dari sampel penelitian. Segera saya dan mas F.D.A.Widodo sebagai pendamping pengambilan data langsung menyetel perlengkapan SCUBA diving. Ternyata penyelaman ini diikuti pula oleh bapak-bapak dari BKSDA dan Polhut yang menyelam bersama kami, mereka adalah bapak Fahruddin (Kepala Seksi I Cagar Alam Laut Krakatau), Bapak Nandri Yulianto (bidang PEH BKSDA Lampung), Bapak Iqbal dan Bapak Ahsan Sebagai polhut.

Pemandangan alam laut yang luar biasa sontak membuat saya berdecak kagum dalam hati, alangkah luar biasa indahnya pesona bawah laut alam krakatau. Setelah mendapatkan titik yang diinginkan segera kami melakukan pengambilan data dengan metode Line Intercept Transect untuk mengetahui dan menghitung kondisi dan keanekaragaman terumbu karang disini. Setelah 1 jam menyelam kami pun segera naik dan beristirahat.

Selagi kami beristirahat kapal patroli yang kami pakai melanjutkan tugasnya untuk berkeliling menjaga kawasan cagar alam dari aktifitas apapun dari nelayan karena menurut bapak Fahrudin S.H (kepala seksi I CAL Krakatau) zona cagar alam krakatau merupakan Zona Inti yang harus steril dari kegiatan nelayan. Tak lama benar saja di kejauhan terlihat kapal nalayan yang sedang menangkap ikan maka kami pun mendekati kapal tersebut untuk memberikan pengertian bahwa mereka sebenarnya tidak di benarkan melakukan aktifitas penangkapan ikan di zona cagar alam laut krakatau.
Waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB, kami pun segera merapat ke posko di anak krakatau. Selagi anak buah kapal ( Asturi, Jefri, Firman, dan Saipur) menyiapkan takjil kami pun berbincang mengenai konservasi dan upaya yang telah dilaksanakan oleh BKSDA Lampung. Tak lupa juga para Polhut bercerita mengenai pengalaman pribadi mereka selama bertugas, semua itu membuat kami terlena dan tak terasa ternyata waktu berbuka sudah tiba, maka kami berbuka puasa bersama. Saat asik menikmati hidangan berbuka saya dikejutkan dengan suara gemersik. Saya sangat penasaran ingin tau dan mencari sumber suara dan saya terkejut ternyata suara tersebut berasal dari balik posko kami. Seekor biawak (Varanus salvator) dengan ukuran yang lumayan besar sedang merangkak, melenggak lenggok berjalan menuju belukar.
Kicau burung terdengar merdu di telinga saat pagi hari tiba, berbagai jenis burung bertengger dengan indahnya. Beberapa jenis ular juga kadang terlihat disekitar kami, sungguh luar biasa.
Cagar alam laut krakatau masuk kedalam wilayah administrasi Provinsi Lampung. Memiliki luas sekitar 11.200 ha merupakan warisan dunia dan laboratorium raksasa bagi ilmu pengetahuan. Cagar alam ini di kelola oleh Balai KSDA Lampung dibawah Seksi I. Hutan suksesi di kaki krakatau menyimpan segudang ilmu dan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Mulai dari vegetasi pionir, reptil, burung dan mamalia kecil hingga mamalia terbang. Ditambah lagi dengan keanekaragaman hayati bawah laut, ekosistem terumbu karang, ikan, moluska, dan mamalia laut seperti lumba-lumba serta reptil seperti penyu.
Tanah kita memiliki potensi yang luar biasa, kita memiliki aset yang selalu diperhatikan oleh dunia. Merupakan tanggung jawabv kita bersama untuk menjaga kelestarian alam sekitar kita, karena semua ini bukan hanya milik kita, tetapi juga anak cucu kita..










Salam lestari..

1 komentar:

  1. Bang penelitian disana gimana caranya yah, pengen juga penelitian disana ?

    BalasHapus

Tinggalkan pesan